Pasar Seni Sukawati terletak disebuah Kabupaten Gianyar tepatnya
dikecamatan Sukawati kode pos 80582. Sebuah Kecamatan yang kaya akan Seni dan
Budaya melahirkan banyak pengrajin seni dengan luas bentangan wilayah adalah 55,02 km².
Mungkin pengunjung tidak merasa bahwa pasar
seni sukawati di apit oleh dua pasar, yaitu Pasar Umum Sukawati berada di
sebelah timur Pasar Seni Sukawati dan masih satu jalur Jl. Lettu Wayan Sutha
pada ujung barat jalan terdapat Pasar Seni Pagi Gelulung. Dari tiga pasar
tersebut tentu barang yang dijual memiliki perbedaan tersendirinya.
Pada Pasar Umum lantai paling bawah mayoritas
penjual sembako dan kebutuhan dapur, dan pada lantai 2 pengunjung dapat
menjumpai kain-kain sarana dan prasarana sembahyang umat hindu seperti kamen
batik, udeng, songket dll . Dilantai 2 ini juga sebagian pedagangnya menjual
buah-buahan sebagai kebutuhan masyarakat akan sarana sesaji dan kebutuhan untuk
di konsumsi.
Lepas dari Pasar Umum Sukawati, selanjutnya tentang
Pasar Seni Pagi Gelulung. Kata Gelulung sendiri diambil dari sebuah nama Banjar
setempat dimana wilayah pasar sendiri berlokasi di Br. Gelulung Desa Sukawati.
Jika hendak berkunjung ke Pasar Seni Pagi Gelulung, jadwal kunjungan pada jam
08.00 – 13.00 wita. Memang sedikit berbeda dengan yang di cantumkan pada
reklame pasar yakni 06.30 – 11.30 wita. Pengunjung akan di suguhkan
sufenir-sufenir berciri khas Bali, seperti gantunggan kunci, pembuka botol,
kalender kayu, tempelan kulkas dan masih banyak lagi.
Ada sesuatu yang unik pada pasar ini, pada bagian barat Pasar Seni Pagi Gelulung tepatnya di Jl. Mawar terdapat banyak penjual patung kayu yang belum difinishing tahap akhir. Hal ini dikarenakan mayoritas pembeli adalah pemilik toko atau gallery untuk dijual kembali. Atau jika pembeli meminta kepada penjual untuk finishingkan merekapun sanggup megerjakannya, tidak butuh waktu lama untuk melakukannya.
Terlihatt suasana dari barat pasar seni pagi gelulung |
Tempat pasar seni pagi gelulung yang berada paling timur |
Suasana di dalam pasar seni pagi gelulung |
Yang terakhir adalah Pasar Seni Sukawati,
pasar ini sudah memulai eksistensinya sejak tahun 80’an. Pasar Seni Sukawati
dibagi menjadi 3 blok diantaranya blok A, B dan C,
Untuk yang berencana mengunjungi Pasar Seni
Sukawati, penjual mulai membuka toko mereka pukul 09.00 -18.00 wita pada setiap
hari kecuali pada Hari Raya Nyepi, Penampahan Galungan, Hari Raya Galungan,
Penampahan Kuningan, dan Hari Raya Kuningan. Pada Umanis Galungan dan Umanis Kuningan Pasar Seni
Sukawati tetap buka.
Pembeli dapat menemukan kerajinan tangan mulai
dari seni kerajinan patung, lukisan, silver, baju, manik-manik, tas, sandal,
keramik mosaic dll. Belum cukup disitu saja jika pembeli menginginkan harga
yang miring silahkan datang pada pukul 10.00 wita, jika anda adalah pembeli
pertama anda akan mendapatkan harga yang cukup miring karena penjual meyakini
bahwa pembeli pertama dijadikan sebagai pelaris sehingga membawa keuntungan
untuk satu hari tersebut. Tentunya harga yang dipatok masih bias di tawar, jika
sudah menemukan kesepakatan harga dengan barang yang dikehendaki anda bias
membawanya pulang sebagai buah tangan asli dari sukawati.
Tetapi eksistensi Pasar Seni Sukawati mulai
meredup seiring gencarnya gempuran toko oleh-oleh khas Bali yang menjadi
pesaing yang cukup besar dan pengelolaan yang buruk. Dampak yang cukup besar
dirasakan yakni penurunan jumlah kunjungan wisatawan berbelanja hingga
pendapatan para pedagang. Mungkin sudah saatnya Pasar Seni Sukawati mulai
berbenah sehingga kelangsungan eksistensinya tetap terjaga. Seperti perluasan
lahan parkir yang masih belum cukup untuk mengimbangi kunjungan wisatawan. Yang
juga menjadi keluhan oleh para wisatwan adalah jauhnya akses ATM ( Automated
Teller Machine ) dan mungkin kalau dibutuhkan pada toko tertentu disediakan EDC
( Elektronic Data Capture ) untuk menunjang pembayaran sehingga sekaligus dapat
menghindari kemungkinan uang palsu.
Tidak hanya sampai disitu, Pasar Seni Sukawati
juga masih memiliki masalah sampah dan tempat sampah yang masih sangat kurang.
Sampah juga menjadi hal yang harus ditangani, saat ini pengelolaan sampah
sangat buruk. Imprastruktur seperti toilet juga perlu dibenahi, toilet yang
mungkin belum memenuhi standar hendaknya dilakukan perbaikan agar pengunjung
merasa nyaman dan betah. Tetapi ada hal yang sangat patut di apresiasi yaitu
pedagang yang berada pada pinggir jalan raya menanam pohon untuk hijaunya dan terhindar
dari terik matahari. Bukan hanya sampai disitu, pedagang tersebut juga
merawatnya seperti menyiram saat musim kemarau dan memotong ranting jika sudah
di anggap cukup besar.
Perhatian dan juga gerakan nyata dari
Pemerintah juga sangat ditunggu untuk dibenahinya Pasar Seni Sukawati sehingga mampu
bersaing kedepannya.
Tulisan ini dibuat karena penulis sesungguhnya mencintai Sukawati untuk menjadi yang lebih baik.
#SavePasarSeniSukawati
Sangat menarik
BalasHapus